Connect with us

Hi, what are you looking for?

Keluarga

Inilah Risiko Anak Sering Makan Junk Food

Momma.id – Usia balita dan usia prasekolah atau 2-6 tahun merupakan usia yang penting untuk anak. Pada usia ini nutrisi yang diberikan harus sangat diperhatikan. Dilansir dari Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini menunjukkan bahwa usia anak prasekolah sedang terancam karena terdapat sekitar 41 juta anak dibawah 5 tahun yang mengalami obesitas di dunia. Diperkirakan anak yang mengidap obesitas akan meningkat menjadi 6,64 juta pada tahun 2030.

Salah satu penyebab tingginya obesitas pada anak ini disebabkan karena konsumsi junk food yang berlebihan. Meningkatnya konsumsi junk food pada anak disebabkan karena kurangnya waktu orang tua dalam mempersiapkan makanan untuk anak. Junk food mengandung tinggi kolestrol dan rendah nutrisi. Kolestrol jahat yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan diabetes.

Lalu apa saja makanan yang termasuk junk food? Simak ulasan berikut ini

Jenis Makanan yang termasuk Junk Food

Junk food bukan hanya makanan yang Moms beli seperti pizza, burger, dan lain sebagainya. Buah atau daging kaleng, sereal, roti tawar, dan kentang ruset juga dapat termasuk junk food karena vitamin yang terkandung di dalamnya sudah rusak akibat pengolahannya yang berlebihan.

(Baca juga: Inilah 9 Sumber Makanan Tinggi Kalsium Selain Susu)

junk food, sumber : freepik

1. Makanan kalengan

Makanan kaleng baik buah maupun daging kaleng sudah melalui proses yang panjang. Oleh karena itu vitamin dalam buah maupun daging sudah rusak. Selain itu protein dalam makanan kaleng mengalami perubahan sifat sehingga penyerapannya lebih lambat. Sebaliknya, gula dalam makanan kaleng diubah menjadi bentuk cair sehingga dapat diserap lebih cepat. Hal ini dapat membebani pankreas.

2. Asinan

Sesuai dengan namanya, proses pembuatan asinan pastinya menggunakan garam yang banyak. Selain garam, pembuatan asinan juga ditambahkan amonium nitrit yang dapat menyebabkan kanker hidung dan tenggorokkan. Konsumsi garam berlebih dapat menyebabkan hipertensi, rusaknya selaput lendir lembung dan usus.

3. Manisan kering

Manisan kering mengandung garam nitrat. Apabila garam nitrat bergabung dengan amonium dalam tubuh maka akan menghasilkan zat karsinogenik yang berpotensi merusak hati dan ginjal.

4. Gorengan

Makanan yang mengandung lemak, oksida dan kalori yang tinggi ini dapat menyebabkan pengonsumsinya mengalami penyakit obesitas, kanker, dan jantung koroner.

5. Daging olahan

Mungkin ini adalah salah satu junk food yang sering diberikan kepada anak. Olahan daging antara lain ham, sosis, daging, bakso, dan lain sebagainya. Makanan olahan daging ini mengandung nitrit dan pengawet yang berbahaya bagi hati.

6. Daging berlemak dan jeroan

Meskipun memiliki protein yang baik, konsumsi daging berlemak dan jeroan juga dapat menyebabkan penyakit jantung koroner karena kandungan kolestrol dan lemak jenuhnya. Maka dari itu Moms wajib membatasi konsumsi daging berlemak dan jeroan.

7. Olahan keju

Makanan berupa olahan keju mengandung gula yang tinggi sehingga tidak baik bagi kesehatan dan berpotensi menyebabkan obesitas dan diabetes.

8. Mie instan

Makanan yang menjadi favorit hampir semua orang ini mengandung tinggi garam, sedikit mineral, dan sedikit vitamin yang dapat menyebabkan hipertensi dan obesitas.

9. Makanan cepat saji

Makanan cepat saji di restoran, seperti burger, hotdog, pizza, dan makanan serupa lainnya termasuk junk food karena mengandung tinggi lemak dan garam.

10. Sajian manis beku

Makanan ini mengandung mentega dan gula yang tinggi sehingga dapat menyebabkan obesitas dan diabetes.

Lalu apa yang akan terjadi jika balita terlalu banyak mengonsumsi junk food?

Risiko Anak Sering Makan Junk Food

Meskipun terlihat praktis, memberikan junk food nyatanya adalah pilihan yang tidak bijak. Hal ini karena banyak dampak negatif yang ditimbulkan jika mengonsumsi junk food berlebihan terutama pada balita.

(Baca juga: 7 Jenis Ikan Untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak)

1. Obesitas

Balita makan junk food, sumber : freepik

Obesitas adalah hal yang pasti terjadi jika anak makan junk food secara berlebihan. Kandungan garam yang tinggi dan lemak jenuh yang sulit diuraikan akan menumpuk dalam tubuh dan mengakibatkan diabetes.

2. Diabetes

Tingginya kandungan gula dalam junk food juga membuat tubuh lebih banyak menyerap gula dan mengakibatkan diabetes.

3. Stunting

Nutrisi yang sangat rendah dalam junk food tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi anak. Apabila gizi anak tidak tercukupi maka anak akan kekurangan gizi dan dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak sehingga dapat menyebabkan stunting.

4. Menghanbat proses belajar anak

Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang dikonsumsi oleh anak. Apabila nutrisi yang anak makan kurang, maka perkembangan otak juga akan terganggu. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada proses anak dan mempengaruhi prestasi akademiknya.

5. Sembelit

Kandungan lemak dan gula yang tinggi pada junk food membuat anak tidak mau konsumsi makanan sehat. Ditambah dengan rendahnya kandungan serat dalam junk food yang dapat menyebabkan anak sembelit.

6. Mempengaruhi kesehatan mental anak

Selain berpengaruh pada kesehatan fisik, makan junk food juga dapat mempengaruhi kesehatan mental anak. Menurut studi konsumsi junk food memiliki keterkaitan dengan depresi, stres, kecemasan, kesulitan tidur, dan ketidakbahagiaan pada anak.

(Baca juga: Makanan Tinggi Gula yang Mengancam Kesehatan Anak)

Itulah jenis-jenis junk food dan risikonya jika anak terlalu sering mengonsumsinya. Meskipun boleh dikonsumsi dalam batas normal, sebaiknya Moms menghindari pemberian junk food kepada anak. Hal ini karena kandungan zat adiktif dalam junk food akan membuat anak memintanya lebih dari satu kali. Semoga membantu.

Referensi
  • Hasanuddin Journal of Public Health. Diakses pada 2023. Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Junk Food pada Anak Balita (Prasekolah)
  • Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Diakses pada 2023. Persepsi Orang Tua tentang Konsumsi Junk Food untuk Anak Usia Dini
  • Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi momma.id.
    Click to comment

    Leave a Reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    You May Also Like