Connect with us

Hi, what are you looking for?

Keluarga

Pola Asuh Otoriter – Arti, Contoh, Kelebihan dan Kekurangan

Momma.id – Menjadi orang tua adalah tantangan terbesar bagi setiap orang. Tidak hanya bertanggung jawab secara finansial, orang tua juga harus bertanggung jawab dalam pembentukkan karakter dan kepribadian anak. Karakter dan kepribadian yang baik dapat terbentuk dari pola asuh yang baik.

Secara garis besar terdapat terdapat 4 elemen dalam parenting, yaitu responsive vs unresponsive dan demanding vs undemanding. Dari 4 elemen parenting tersebut terbagi menjadi 4 pola asuh yang berbeda, salah satunya adalah pola asuh otoriter. Seperti apakah pola asuh otoriter? Apa dampaknya pada anak? Simak pembahasan berikut ini.

Pengertian Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang memberi banyak aturan dan tuntutan, namun tidak mengapresiasi ketika anak berhasil melakukan sesuatu. Menurut Michigan State University pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang sangat ketat dengan tuntutan yang besar namun memberikan respon yang rendah. Biasanya orang tua dengan pola asuh ini memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap anaknya.

Selain itu, orang tua tidak memberi ruang diskusi dengan anak dan tidak menjelaskan mengenai sebab aturan tersebut diberikan. Apabila aturan tersebut dilanggar maka orang tua akan memberikan hukuman kepada anak, tetapi jika anak berhasil melakukan tugasnya orang tua tidak terlalu memberikan apresiasi. Pola asuh otoriter yang keras dan tanpa kompromi ini seringkali mengabaikan emosi anak. Pola asuh ini dipengaruhi oleh budaya, kebangsaan, atau latar belakang keluarga yang suka mendikte.

(Baca juga: Pola Asuh Permisif: Arti dan Dampak Bagi Anak)

Ciri dari pola asuh otoriter adalah:

  • Orang tua memiliki banyak aturan
  • Bersikap dingin
  • Komunikasi berjalan satu arah
  • Tidak memiliki kesabaran ketika anak berperilaku buruk
  • Memberikan hukuman kasar
  • Tidak memberikan kesempatan anak untuk berpendapat
  • Suka mempermalukan anak
  • Memaksakan ekspektasi kepada anak
  • Tidak mempercayai anak
  • Tidak memahami perasaan anak
  • Lebih sering memberikan hukuman dan kurangnya sikap hangat

Contoh Pola Asuh Otoriter

Setelah dipaparkan ciri-cirinya, mungkin Moms sudah terbayang seperti apa contoh nyata dari parenting ini. Contoh yang mungkin banyak terjadi di masyarakat adalah ketika orang tua memaksa anaknya untuk melakukan apa yang orang tuanya inginkan tanpa bertanya pendapat anak.

Umumnya orang tua ingin mewujudkan keinginannya lewat anak. Orang tua akan memaksa anaknya memilih jurusan tertentu. Alih-alih bertanya cita-cita anak, orang tua justru memaksa anak menjadi sesuatu yang orang tua inginkan.

(Baca juga: Kenali Lebih Dalam Pola Asuh Neglectful)

Contoh lain adalah ketika orang tua menuntut anak untuk menjadi ranking 1 di sekolah dengan nilai yang sempurna. Ketika anak tidak mampu meraihnya orang tua akan sangat marah dan menghukum anak. namun, ketika anak mampu mendapatkannya orang tua tidak mengapresiasi usaha anak dan tetap mencari cela yang kurang dari anak.

Ketika anak memiliki hobi tertentu namun tidak sesuai dengan keinginan orang tua, orang tua pasti akan sangat melarang anak melakukan hobinya tersebut. Anak tidak diizinkan untuk mengeksplor kemampuan dan hobinya.

Kelebihan dan Kekurangan

Pola asuh otoriter memiliki beberapa kelebihan, seperti membuat anak disipilin, patuh, bertanggung jawab dan mandiri. Namun dibalik manfaat tersebut, pola asuh ini justru menyimpan banyak sekali kekurangan.

Pola asuh ini akan membentuk anak menjadi pribadi yang kurang percaya diri, agresif, tidak mampu memutuskan sesuatu, menimbulkan konflik internal, membuat anak tidak aman secara emosional hingga depresi.

Selain itu, anak menjadi tidak mampu mengemukakan pendapatnya dan tidak memiliki sisi leadership. Bahkan tidak menutup kemungkinan anak akan menjadi pribadi yang otoriter.

(Baca juga: Pola Asuh Otoritatif, Pengertian dan Kelebihan)

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi momma.id.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like

Keluarga

Momma.id – Berdasarkan penelitian yang berfokus pada pola asuh, terdapat 4 elemen yang dapat membentuk keberhasilan pola asuh, yaitu responsive vs non-responsive dan demanding...

Keluarga

Momma.id – Mengasah bakat anak adalah salah satu agenda orang tua dalam dunia parenting. Umumnya bakat anak akan mulai terlihat ketika anak berusia 2-4...

Bayi dan Ibu

Momma.id – Tengkurap adalah salah satu kemampuan motorik yang penting bagi bayi. Namun, tidak semua bayi suka tengkurap, terutama pada awal-awal latihan. Oleh karena...

Keluarga

Momma.id – Popok adalah salah satu perlengkapan bayi yang sangat berguna untuk menampung kotoran dan urin mereka. Namun, ada kalanya si kecil tidak menggunakan...